Minggu, 25 Maret 2012

Proposal Penanggulangan Kenakalan Remaja

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG MASALAH
             Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, banyak berbagai macam fasilitas pendukung bagi masyarakat terutama bagi para kaum remaja. Fasilitas tersebut dari zaman ke zaman semakin berkembang misalnya laptop dan handphone. Karena kecanggihan itu lah sisi negatifnya yakni remaja menjadi malas dan cenderung melakukan hal yang negatif. Peran orang tua terhadap anaknya sangat berpengaruh, setiap orang tua hendaknya selalu memperhatikan anak agar anak dapat bertindak secara baik. Akan tetapi karena kesibukan orang tua, sehingga beberapa orang tua tidak memperhatikan anaknya. Apalagi pergaulan anak sekarang ini semakin bebas. Masalah kenakalan remaja cenderung terjadi di daerah kota-kota besar namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di desa.

B.      IDENTIFIKASI MASALAH
            Identifikasi masalah yang berjudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo,Taman,Kota Madiun Tahun 2011” adalah :
1.      Upaya penanggulangan anak jalanan di Dusun Banjarejo ,Taman,Kota Madiun tahun 2011.
2.      Permasalahan  anak jalanan di Dusun Banjarejo,Taman,Kota Madiun 2011.
3.      Penyebab anak jalanan di Dusun Banjarejo,Taman,Kota Madiun 2011
4.      Status sosial ekonomi masyarakat di Dusun Banjarejo,Taman ,Kota Madiun 2011.






C.      RUMUSAN MASALAH
            Rumusan masalah penelitian yang berujudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo,Taman,Kota Madiun Tahun 2011” adalah:
1.      Bagaimana upaya penanggulangan anak jalanan di dusun banjarejo ,taman ,kota madiun?
2.      Faktor apa saja yang dapat menyebabkan tindakan para remaja menjadi negatif?
           
D.     TUJUAN PENELITIAN
            Tujuan dari penelitian yang berjudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” yaitu:
1.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi tindakan negatif anak jalanan.
2.      Dapat menanggulangi anak jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun .

E.      MANFAAT PENELITIAN
            Manfaat dari penelitian yang berjudul “ Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” yaitu:
1.      Dapat memberikan ide untuk mengarahkan para anak jalanan ke hal yang positif dan menjadi lebih baik.
2.      Memberitahukan kepada para orang tua tentang pentingnya  perhatian orang tua terhadap anak.




           

           


BAB II
KAJIAN TEORI / PUSTAKA
A.      TEORI PENGARAHAN ORANG TUA
            Faktor orang tua terhadap perkembangan anak sangat berpengaruh. Setiap orang tua hendaknya selalu memperhatikan anak agar anak tindak bertindak ke hal yang negatif. Beberapa orang tua selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sehingga jarang memperhatikan anak. Orang tua tidak hanya sekedar memperhatikan melainkan harus dapat mengarahkan anaknya ke hal yang baik.

B.      TEORI PSIKOLOGI ANAK
            Kejiwaan atau psikologi setiap anak berbeda-beda tergantung dari penerapan atau kebiasaan yang dilakukan oleh setiap anak sejak kecil. Anak yang dilahirkan dari keluarga broken home cenderung ingin melakukan sesuatu yang negatif agar diperhatikan lebih oleh orang tuanya.
C.      TEORI STATUS SOSIAL EKONOMI
            Status sosial ekonomi setiap anak juga dapat mempengaruhi tindakan anak tersebut. Misalnya anak yang status sosial ekonominya rendah dan menginginkan sesuatu barang karena tidak memiliki uang sehingga melakukan hal yang tidak diinginkan oleh orang tua mereka,seperti: mencuri,anarki,mengamen. Sedangkan anak yang status sosialnya tinggi karena merasa bahwa uang mudah di cari maka sering melakukan hal yang negatif untuk menghambur-hamburkan uang yang dimiliki.

D.     TEORI SISTEM PERGAULAN ANAK
            Cara pergaulan anak  sekarang ini dapat dikatakan melebihi batas karena remaja sekarang ini sering melakukan tindakan yang kurang baik dan tentunya merugikan diri sendiri dan orang lain, contoh: merokok, miras, dan pergaulan bebas.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.      JENIS PENELITIAN
            Penelitian yang bejudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” merupakan jenis penelitian kualitatif.Penilitian kualitatif ini diambil karena dalam penelitian ini sasaran atau obyek penelitian dibatasi agar data-data yang diambil dapat digali sebanyak mungkin serta agar dalam penelitian ini tidak dimungkinkan adanya pelebaran obyek penelitian. Penelitian dilakukan langsung di lapangan, rumusan masalah juga di temukan dilapangan, juga memungkinkan berubah-ubah sesuai data yang ada sehingga akan ditemukan sebuah teori baru di tengah lapangan.

B.      WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
            Penelitian yang bejudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” di laksanakan pada tanggal
1 Agustus 2011 sampai dengan 1 Desember 2011 di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun.

C.      SUBJEK PENELITIAN
            Subjek penelitian yang berjudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” adalah Kepala dusun Banjarejo, beberapa anak jalanan di dusun Banjarejo,dan sebagian dari masyarakat di Dusun Banjarejo.
Dengan rincian: Laki-laki = 15 orang, Perempuan= 15 orang.

D.     TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Teknik pengumpulan data penelitian yang berjudul “Penanggulan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” adalah dengan melakukan wawancara terbuka kepada Kepala dusun Banjarejo, beberapa anak jalanan di dusun Banjarejo,dan masyarakat di dusun Banjarejo. Selain itu kami juga mengumpulkan data  dari catatan kasus oleh kepala dusun Banjarejo.




E.      TEKNIK ANALISIS DATA
            Teknik analisis data penelitian yang berjudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun Tahun 2011” adalah menggunakan penelitian sebagai analisis. Dengan cara:
1.      Mendiskripsikan hasil wawancara.
2.      Meringkas  hasil wawancara dari masing-masing narasumber.
3.      Mengklasifikasikan hasil wawancara berdasarkan kriteria tertentu.
4.      Menarik kesimpulan dari hasil wawancara.
Dan kami juga telah melakukan pengamatan terhadap para anak jalanan di dusun Banjarejo selama 4 bulan.
















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “Penanggulangan Anak Jalanan di Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun  Tahun 2011” yakni :
1.      Wawancara Kepala Dusun Banjarejo, Taman, Kota Madiun.
      Dalam wawancara kepada Kepala Dusun mengatakan bahwa terdapat beberapa kasus yang terjadi di tahun 2011 ini misalnya kasus perkelaihan anak jalanan antar kampung dan kasus pencurian. Kepala Dusun juga memberikan bukti catatan khusus mengenai setiap kasus yang terjadi. Kepala dusun juga menyarankan agar pihak orang tua lebih memperhatikan anak dan orang tua harus menanamkan hal yang positif kepada anak, agar anak tersebut tidak terjerumus terlalu dalam di pergaulan bebas.

2.      Wawancara dari beberapa  masyarakat di Dusun Banjarejo,Taman,Kota Madiun.
      Dalam wawancara kepada masyarakat rata-rata mereka mengatakan bahwa anak jalanan sangat mengganggu dan merugikan masyarakat .Anak jalanan juga melakukan mabuk-mabukan di sembarang tempat tanpa mengenal waktu,meminta-minta secara paksa dan anak jalanan juga mengajari hal yang kurang baik terhadap anak sekolah di dusun banjarejo,taman,kota madiun.Masyarakat merasa kurang nyaman dan tenang tinggal di dusun banjarejo ini karena ulah anak jalanan yang semakin hari semakin merugikan masyarakat.Masyarakat juga berharap kepada kepala dusun agar dapat segera menanggulangi anak jalanan dan dibimbing menuju hal yang positif.Masyarakat sangat menginginkan kehidupan di dusun banjarejo,taman,kota madiun ini menjadi aman,nyaman,dan tentram.




3.      Wawancara kepada beberapa anak jalanan di Dusun banjarejo,Taman,Kota Madiun.
      Dalam wawancara kepada anak jalanan, mereka mengatakan bahwa hal yang mereka lakukan pada dasarnya biasa saja,dan hal tersebut dianggap wajar karena  hanya kenakalan biasa dan tidak berlebihan. Namun 5 anak jalanan mengatakan bahwa mereka melakukan tindakan mabuk-mabukan,meminta-minta dan berkelahi karena sebagai pelampiasan mencari hiburan dan perhatian. Mereka menganggap bahwa sudah tidak ada lagi yang peduli dengan dirinya. Sedangkan 2 anak jalanan mengatakan bahwa mereka melakukan mabuk-mabukan,meminta-minta dan berkelahi karena terpengaruh oleh anak jalanan lainnya.
     


















BAB V
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1.        Para anak jalanan tidak dapat mengikuti alur perkembangan zaman dengan baik.
2.        Penyebab menjadi anak jalanan antara lain:
a.      Adanya tekanan yang berlebihan dari orang tua yang menuntut anak untuk berbuat sesuatu tanpa di beri dukungan.
b.      Rasa frustasi karena dibandingkan dengan anak lain.
c.       Kurangnya perhatian dari keluarga.
d.      Ingin mencoba kehidupan baru.
3.      Cara menanggulangi anak jalanan, masalah anak jalanan sesungguhnya bukan saja menjadi tanggung jawab salah satu pihak saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, LSM, akademisi dan masyrakat, secara keseluruhan. Persoalannya, selama ini aksi-aksi penanganan anak jalanan di dusun banjarejo masih dilakukan secara sporadic, sektoral dan temporal serta kurang terencana dan terintegrasi secara baik. Akibatnya efektivitas penanganan menjadi tidak maksimal. Yakni dengan cara membina anak jalanan ke hal yang positif dan memberi pendidikan khusus untuk anak jalanan seperti :sekolah khusus,diajarkan mengaji,saling membantu.

B.      SARAN
1.      Pihak masyarakat di Dusun Banjarejo seharusnya dapat mengajarkan sesuatu yang positif di daerah tersebut agar anak jalanan tersebut tidak mengganggu masyarakat.
2.      Pihak kepala dusun harus memberi pembinaan khusus terhadap anak jalanan menuju jalan yang benar.
     



DAFTAR PUSTAKA







Kamis, 22 Maret 2012

Kimia


By:Nurdianth,23 maret 2012
proses pembuatan bioetanol dapat dilihat pada diagram alir berikut:
sumber: Fuel from Farms - A Guide to Small Scale Ethanol Production, Solar Energy Research Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401.

dari diagram diatas dapat dilihat proses pembuatan bioetanol dimulai dari persiapan bahan baku (feedstock production), proses pemasakan (cooking), fermentasi (fermentation), penyulingan (distillation), dan proses akhir berupa etanol. kita akan menitikberatkan pada pembahasan peralatan vital pada proses ini yaitu heat exchanger (alat penukar panas) dan distillation .
Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja, dari Tcknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan gliikoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, bam difermentasi menjadi etanol.
Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol? Berikut Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.
  1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
  2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku
  3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
  4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
  5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
  6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32"C dan pH 4,5—5,5.
  7. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol
  8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
  9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
  10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.